SPORT MEDICINE
Tujuan sport medicine : mencegah cedera atau masalah apapun yang terjadi akibat aktivitas olahraga dan menyediakan pengobatan yang tepat dan tepat.
WHAT TO DO :
1) menganalisa situasi, menentukan pasien dengan luka apakah ini
2) menyediakan pelayanan medis
3) tentukan apakah pengobatan yang kita berikan sudah cukup, apakah perlu observasi lebih lanjut atau perlu dirujuk ke tempat pelayanan kesehatan terdekat
4) jika tidak boleh kembali ke aktivitasnya, apakah boleh pasien beraktivitas lagi sewaktu-waktu.
EPIDEMOLOGY TRIANGLE
(yang sakit) HOST
(penyebab sakit) AGENT ENVIRONMENT (fasilitas)
ΓΌ Semakin profesional tingkat pertandingannya, semakin sedikt cederanya.
Pre-participation examination adalah sebuah penemuan dalam dunia kedokteran dalam bidang sport medicine yakni cara untuk membuat lingkungan yang aman. Pre-participation examination ini berupa lembaran yang dibagikan sebelum suatu kegiatan olahraga (seperti pertandingan atau kejuaraan) dilaksanakan, untuk memastikan kesehatan peserta. Isinya meliputi biodata peserta, riwayat medis, dokter siapa yang merawat, obat-obat tertentu yang dikonsumsi, dan riwayat penyakit menurun.
Exercice-induces asthma sering terjadi akibat kelelahan. Adapun untuk menentukan bahwa seseorang terserang asma dapat dilihat dari respiration rate yang meningkat yakni 16-24 kali/menit, denyut nadi meningkat, ekspirasi memanjang, wheezing, batuk berdahak, dan ada riwayat asma. Untuk prosedur penanganannya ada dua versi. Pertama, memberikan oksigen dengan segera. Kedua, tidak memberikan oksigen terlebih daluhu tetapi membuka jalan udara di bronkus dengan obat, karena pasien asma susah mengeluarkan oksigen bukan susah memasukkan oksigen, setelah itu barulah diberi oksigen.
Allergic reaction pada umumnya disebabkan oleh kontak dengan serangga, tumbuhan, binatang atau karena alergi terhadap makanan tertentu. Gejalanya meliputi gatal dan bengkak.
Dyspesia adalah sindrom dari perut bagian atas, salah satu bentuknya adalah maag. Umumnya disebabkan karena makan tidak teratur dan stres fisiologis. Adapun gejalanya meliputi nyeri epigastrik, mual dan sakit kepala
Fracture adalah discontinuitas jaringan tulang. Ada dua jenis fraktur, yaitu open fracture (patah tulang, terlihat luka dari luar) dan close fracture (patah tulang, luka didalam dan tidak terlihat dari luar). Penyebabnya meliputi direct trauma, indirect trauma, dan pathologic fracture (misalnya : osteoporosis). Fraktur dapat diketahui dengan look (bentuk tidak normal, disfungsi, memar, bengkak), feel (nyeri), dan move (abnormal mobolity, sakit, crepitation (merupakan tanda pasti), penurunan gerakan). Prosedur penanganannya yakni tidak menyakiti, ABC, mengembalikan tulang ke posisi semula, mengurangi gerakan tulang yang mengalami fraktur, dan rujuk ke rumah sakit.
Dislocation adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi. Adapun prosedur penanganannya adalah dengan direposisi.
Soft tissue injuries atau cedera jaringan lunak meliputi sprains, strains, dan contusion. Sprains adalah nyeri pada ligamen atau sendi, strains adalah nyeri pada otot, dan contusion adalah pendarahan di bawah kulit. Penanganannya adalah dengan mnggunakan langkah RICE.
RICE treatment adalah recommended procedures untuk menangani cedera jaringan lunak yang meliputi rest, ice, compression, dan elevation. Rest, mengistirahatkan bagian yang cedera; Ice, ditempel dengan es yang dibungkus dengan kain; compression, ditekan dan dibalut dengan elastic bandage; dan elevation, menaikkan bagian yang cedera.
Bleeding atau pendarahan. Prosedur penanganannya yakni tekan di tempat pendarahan secara langsung dan konstan, evaluasi, dan beri obat pada luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar