Selasa, 04 Agustus 2009

RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK

RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (RJPO)

Resusitasi adalah semua tindakan darurat untuk menghentikan proses yang menuju kematian (penyelamatan jiwa). Beberapa tindakan penyelamatan jiwa ini adalah :

  1. Basic Life Support (BLS)
  2. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP)
  3. Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO)

Jika pasien berhenti bernapas lebih dari 4-6 menit akan menyebabkan suplai glukosa dan oksigen berkurang, dan jika tidak ada tindakan penyelamatan jiwa, napas pasien akan berhenti (meninggal). Oleh karena itu, tindakan ini sangat penting untuk dipelajari.

Penanganan Basic Life Support :

  1. Sadarkah?

Jika tidak sadar, segera bebaskan jalan napas pasien.

  1. Bernapaskah?
  2. Berdenyutkah?

Dalam resusitasi, seringkali kita menemui pasien gawat darurat. Pasien gawat darurat adalah pasien yang sangat perlu pertolongan cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian. Pasien yang termasuk pasien gawat darurat misalnya, pasien yang terluka karena tenggelam, stroke, obstruksi/benda asing, reaksi anafilaksi, ovedosis obat, inhalasi asap, dll.

Tindakan pertama dalam menerima pasien :

Pastikan korban sadar ataupun tidak ketika disapa.

  1. Pasien sadar : ajak bicara, jika suara jelas, itu berarti airway bebas.
  2. Pasien tidak sadar, maka nilai jalan napas dengan 3 langkah yakni :
    1. LOOK : lihat gerak napas pada dada/ perut
    2. LISTEN : dengankan suara napas
    3. FEEL : rasakan dan raba gerakan napas
  3. Tidak ada napas : berikan napas buatan 2 kali, jika ada berikan oksigen
  4. Ada napas : cari suara napas tambahan seperti snoring (pangkal lidah), gargling (cairan), crowing (edema larynx)

Jika korban tidak sadar, perlu diingat BEBASKAN JALAN NAPAS. Cek kesadaran, jika korban diam seperti mati, maka harus dirangsang bisa dengan cubitan atau pukulan, tetapi yang tidak menyebabkan luka.

>> Jika korban menjawab/bergerak, maka biarkan pasien tetap pada posisi ditemukan (kecuali ada bahaya pada posisi tersebut). Periksa keadaannya secara berkala dan teratur.

>> Jika tidak ada respon, berteriaklah mencari bantuan. Buka jalan napas dengan mendorong dahi (head tilt), mengangkat dagu (chin lift), atau jow thrust (gabungan kedua teknik tadi) dengan tujuan untuk menarik lidah.

Teknik yang sering digunakan dalam RJPO adalah ABCDEF. Tapi, poin yang terpenting adalah bagian ABC.

A = AIRWAY. Membuka jalan napas dengan 3 teknik yakni head tilt, chin lift, atau jow thrust

B = BREATHING. Posisi recovery dianjurkan untuk membebaskan jalan napas, menghilangkan sumbatan, jika perlu diberikan napas buatan, sehingga pasien kembali bernapas

C = CIRCULATION. Jika pasien tidak bernapas, segera cari denyut nada pasien dengan meraba pembuluh dara radialis / karotis. Jika masih ada, segera lancarkan sirkulasi darah pasien dan bebaskan jalan napas dengan memberikan kompresi 30 kali, kemudian napas buatan 2 kali hingga pasien sadar kembali. Jika tidak ada, tidak perlu melanjutkan tidakan penyelamatan karena itu berarti pasien sudah meninggal.

D = DRUGS AND FLUID TREATMENT

E = ELECTROCARDIOGRAPHY

F = FIBRILLATION TREATMENT

Pada tahap DEF merupakan tahan kedua dalam menerima pasien (bantuan hidup lanjut dengan tujuan memulihkan dan mempertahankan sirkulasi spontan)

>> Teknik Kompresi pada tahap Circulation

Semakin sering dilakukan kompresi, semakin banyak darah yang didistribusikan keluar. Untuk mencari titik tumpu dalam kompresi adalah dengan meletakkan 3 jari dari prosesus sipodeus (taju pedang), tekan dada agak di sebelah kiri dengan menggunakan kedua tangan, tetapi hanya bertumpu dengan satu tangan (disarankan tumit tangan kanan agar lebih kuat kompresinya). Posisi tangan tidak boleh menekuk.

>> Teknik Pemberian Napas Buatan pada tahap Breathing dan Circulation

Buka sedikit mulut pasien, ambil napas panjang dan tempelkan rapat-rapat bibir penolong melingkari mulut pasien. Usahakan untuk meminimalisasi kontak langsung dengan pasien ketika memberikan napas buatan ini agar tidak tertular penyakit. Kemudian, periksa tanda-tanda sirkulasi meskipun napas buatan belum berhasil (selama 10 detik). Cari apakah ada gerakan yang menandakan pasien bernapas seperti gerakan menelan. Kemudian raba nadi carotis pasien. Lakukan tahapan tersebut berulang kali sampai pasien kembali bernapas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar